Prinsip I: Setiap kalimat harus mengandung predikat
Setiap kalimat harus mengandung minimal predikat. Contoh:
- Nauta fugat. (pelaut berlari)
- Fugat. (ia berlari)
- Fuga! (larilah!)
Prinsip II: Tentang objek
Sebuah kalimat bisa mengandung objek, bisa pula tidak:
- Kalimat yang tidak memerlukan objek disebut kalimat intransitif
- Nauta fugat (pelaut berlari)
- Agricola orat (seorang petani berdoa)
- Sedangkan kalimat yang memerlukan objek disebut kalimat transitif
- Puella rosam dat nautis (seorang gadis memberi bunga mawar kepada para pelaut)
- Regina agricolam laudat (ratu memuji petani)
Prinsip III: Tentang struktur kalimat
Dalam bahasa Indonesia, letak kata sangat menentukan arti kalimat, misalnya kalimat "Ratu memuji petani" berbeda dari " Petani memuji ratu". Dalam kalimat pertama, yang dipuji adalah petani, sedangkan dalam kalimat kedua, yang dipuji adalah ratu.
Bahasa latin berbeda dari bahasa Indonesia. Makna sebuah kata dalam kalimat bahasa latin tidak tergantung pada letaknya dalam kalimat tersebut, tetapi ditentukan oleh perubahan bentuk akhiran kata tersebut berdasarkan fungsinya dalam kalimat.
Contoh: "ratu memuji petani" bisa diterjemahkan menjadi:
- Regina laudat agricolam
- Regina agricolam laudat
- Agricolam regina laudat
- Laudat regina agricolam
- Laudat agricolam regina
Kelima kalimat di atas mempunyai arti yang sama, yaitu: ratu memuji petani
Contoh lain: petani memuji ratu bisa diterjemahkan menjadi:
- Agricola laudat reginam
- Agricola reginam laudat
- Reginam agricola laudat
- Laudat agricola reginam
- Laudat reginam agricola
Biasanya, hal (informasi) yang hendak ditekankan dalam sebuah kalimat diletakkan di urutan pertama atau kedua, lalu hal penting lainnya di bagian akhir kalimat (bandingkan dengan bahasa Jerman atau bahasa Inggris yang digunakan Shakespeare yang selalu menempatkan kata kerja pada urutan kedua, contoh: Jetzt, will ich nach Frankfurt gehen).
Urutan biasa dalam kalimat latin:
Subjek - Datif - Akusatif - Predikat
Prinsip IV: Kesesuaian antara subjek dan predikat
Jika subjeknya tunggal, kata kerja yang digunakan harus tunggal pula. Demikian pula, jika subjeknya jamak, maka bentuk kata kerjanya juga harus jamak.
Misalnya:
- Para petani memuji ratu (agricolae reginam laudant)
- Petani memuji para ratu (agricola reginas laudat)
- Pelaut memberi uang pada para gadis (nautae dat puellis pecuniam)
- Para pelaut memberi uang pada para gadis (dant nautae pecuniam puellis)
Perhatikan bahwa dalam kalimat pertama, yang menjadi subjek adalah 'agricolae' (para petani) dalam bentuk jamak, sehingga predikatnya juga dalam bentuk jamak, yait laudant (akhirannya -nt). Sedangkan dalam kalimat kedua, karena subjeknya tunggal (agricola), maka predikatnya berakhiran -t (laudat). Hal yang sama juga terjadi pada kalimat ketiga dan keempat.
Penjelasan lebih lanjut mengenai subjek, predikat, dan objek bisa disimak lebih lanjut dan lengkap pada bagian selanjutnya, yaitu tasrif kata benda dan kata kerja. Untuk sementara cukup dipahami sekian dulu.